By: Ahla Jennan
Aku mulai takut pada mata pena yang tak lagi menari di jemariku
Resah pada hayalan yang mati suri di kepalaku
Apakah aku telah mati !
Apakah jiwaku telah terganti !
Aku ingin mengendus kembali
Setiap liku jejak mata penaku
Mengais pendar-pendar mimpi yang berkabung rindu
Tetes demi tetes tinta darah yang pernah tertuang di kanvas putih itu
Helai demi helai yang merajut mimpi dan hayalku
“Cinta enggan kembali !” katanya
Mata penaku sedang terluka
Terkubur dalam puing kebisuan, terabaikan…
Entah sampai kapan
Yang kutahu isak bisu dan resah tarikan nafasmu adalah hampa
Menyusut, meredup…
Mata penaku masih membeku berkabung dalam nestapa
Berharap secercah asa
Belvedere, awal Februari
Aku mulai takut pada mata pena yang tak lagi menari di jemariku
Resah pada hayalan yang mati suri di kepalaku
Apakah aku telah mati !
Apakah jiwaku telah terganti !
Aku ingin mengendus kembali
Setiap liku jejak mata penaku
Mengais pendar-pendar mimpi yang berkabung rindu
Tetes demi tetes tinta darah yang pernah tertuang di kanvas putih itu
Helai demi helai yang merajut mimpi dan hayalku
“Cinta enggan kembali !” katanya
Mata penaku sedang terluka
Terkubur dalam puing kebisuan, terabaikan…
Entah sampai kapan
Yang kutahu isak bisu dan resah tarikan nafasmu adalah hampa
Menyusut, meredup…
Mata penaku masih membeku berkabung dalam nestapa
Berharap secercah asa
Belvedere, awal Februari